Selasa, 08 Juni 2021

Sabtu, 01 Mei 2021

Kamis, 22 April 2021

Kamis, 09 April 2020

Rabu, 01 April 2020

Sabtu, 28 Maret 2020

Kamis, 05 Maret 2020

Agar Tak Panik Hadapi Masuknya Corona ke Indonesia

0

Presiden Joko Widodo menyatakan dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona atau COVID-19. Saat ini dua WNI yang bertempat tinggal di Depok tersebut telah diisolasi di ruang khusus di RSPI Sulianti Saroso. Penanganan tersebut untuk memastikan bahwa pasien positif tak berkontak dengan orang lain.

Jokowi mengungkapkan seorang ibu (64) dan putrinya (31) itu terinfeksi setelah berkontak dengan seorang warga negara Jepang yang positif virus corona. Penyebaran virus corona tercatat meluas dari hari ke hari. Untuk sementara ini ada lebih dari 50 negara yang mencatatkan kasus positif corona.

Di tengah kondisi demikian, rasa panik atau bingung acapkali mampir. Akan tetapi jangan sampai kecemasan tersebut menepikan akal sehat dan kewaspadaan. Persiapkan diri Anda dengan melakukan sejumlah langkah pencegahan.

Menurut Menkes yang dikutip dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, yang perlu disadari benar adalah pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri karena pencegahan tersebut adalah yang paling baik dan murah. Adapun langkah pencegahan dan menjaga diri dari Virus Corona adalah dengan menerapkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Adapun caranya adalah dengan beberapa kegiatan berikut:


  • Rajin cuci tangan pakai sabun
  • Makan dengan gizi yang seimbang
  • Rajin berolahraga dan istirahat yang cukup
  • Jaga kebersihan lingkungan
  • Tidak merokok
  • Minum air mineral 8 gelas/hari
  • Makan makanan yang dimasak dengan sempurna dan jangan makan daging dari hewan yang berpotensi menularkan
  • Bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas kesehatan
  • Gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam
  • Jangan lupa berdoa

    Nah, selain tips yang disebutkan oleh Menkes di atas, ada juga tips-tips dari CNN Indonesia
    Yuk, simak tipsnya di gambar berikut ini!



    Selain itu, dengan meningkatnya jumlah pasien positif corona, kita juga harus melakukan pencegahan dengan menjaga kesehatan diri. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan barang-barang berikut di dalam tas setiap bepergian ke luar rumah.


    Selalu jaga daya daya tahan tubuh, rajin cuci tangan dengan sabun, dan periksakan diri apalagi mengalami gejala. Jangan panik, jalani aktivitas seperti biasa dan ikuti rekomendasi yang diberikan oleh WHO dan pemerintah. Untuk tips-tips dalam mencegah agar kita tak terkena virus corona, simak video di bawah ini!



    Sumber : 
    Informasi dan gambar poster-poster pencegahan Ncov dan Covid-19 : Dirjen Promkes Kemenkes / Germas (diakses melalui http://promkes.kemkes.go.id/cegah-virus-corona-jaga-kesehatan-dengan-germas)
    Informasi dan poster agar tak tertular Ncov dan Covid-19 : CNN Indonesia (diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200302151257-255-479785/10-panduan-persiapan-saat-indonesia-positif-corona dan https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200228125413-255-479040/yang-perlu-dipersiapkan-saat-virus-corona-masuk-indonesia)

    Poster barang-barang yang harus disiapkan di tas untuk mencegah corona : Poster buatan penulis

    Video tips pencegahan corona : Dokumentasi penulis


Rabu, 04 Maret 2020

Tips Agar Tak Tertular Virus Corona

0

1. Apa yang harus dibeli?
Dikutip dari CNN Indonesia, sebelum pandemi, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat merekomendasikan untuk menyimpan persediaan air dan makanan yang cukup untuk dua minggu untuk seluruh anggota keluarga. Pasok pula obat-obatan generik tanpa perlu resep dokter di rumah seperti obat penghilang rasa sakit, obat sakit perut, obat batuk dan pilek, cairan elektrolit, serta vitamin.

2. Apakah ada tempat yang harus dihindari?
Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan larangan untuk bepergian ke China. Sedangkan saat virus mewabah, sebaiknya hindari kegiatan di keramaian. Hindari pula kontak dengan orang yang sakit.

Bagi orang yang sakit, sebaiknya tetap berada di rumah hingga sembuh agar tak menularkan penyakit ke orang lain.

3. Apakah perlu memakai masker?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tidak menyarankan orang sehat untuk memakai masker wajah. Masker wajah digunakan oleh orang yang sakit atau memiliki gejala untuk mengurangi risiko orang lain terinfeksi. Penggunaan masker tetap diperlukan bagi petugas kesehatan.


 4. Jika tidak perlu masker, bagaimana cara mencegah agar tidak terkena virus?
Saat ini vaksin juga obat untuk virus corona jenis baru ini tengah dikembangkan dan dalam uji klinis. Namun sembari menunggu itu, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

- cuci tangan dengan air dan sabun sesering mungkin
- hindari memegang mata, hidung, dan mulut dengan tangan
- menutup mulut saat batuk dan bersin
- bersihkan dan desinfeksi benda-benda yang sering disentuh orang lain

Selain itu, jalani pula gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi seimbang, hindari stres, berolahraga, tidur yang cukup, dan minum air putih yang cukup.

5. Di mana mendapatkan informasi terbaru?
Tetaplah untuk selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai virus corona di Indonesia dari sumber yang terpercaya seperti pemerintah. Informasi mengenai virus corona juga dapat diakses di situs WHO.

Sumber : CNN Indonesia. 
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200302151257-255-479785/10-panduan-persiapan-saat-indonesia-positif-corona
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200228125413-255-479040/yang-perlu-dipersiapkan-saat-virus-corona-masuk-indonesia

Kamis, 05 Desember 2019

Indonesia Darurat Kesehatan Mental

9





      Melihat tren global, gangguan jiwa atau lemahnya kesehatan mental tidak lagi dipandang sebagai isu perifer dalam pembangunan kesehatan, apabila kita mencermati estimasi WHO mengenai disability-life adjusted years (DALY) pada tahun 2012 menempatkan Unipolar Depressive Disorders pada peringkat 9 dari 20 penyakit utama, apabila dibandingkan dengan penyakit menular (communicable diseases) atau penyakit tidak menular (noxn-communicable diseases) lainnya.
Artinya, meskipun gangguan mental belum terlalu dipandang sebagai problem epidemiologis, nyatanya memiliki dampak yang cukup signifikan dalam membuat jutaan orang hidup dalam disabilitas.
Gangguan kesehatan mental membutuhkan fokus penuh dari para pengambil kebijakan, mengingat gangguan kesehatan mental mulai dianggap sebagai ancaman serius yang membutuhkan respon cepat dari penyedia layanan kesehatan.
Survei yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa nilai kerugian dalam domain sumberdaya manusia yang harus ditanggung pemberi kerja mencapai US$36 juta setiap tahunnya akibat major depressive disorder (MDD) yang diderita para pekerjanya. Lebih lanjut, 10 negara partisipan survei WMH melaporkan adanya rata-rata kerugian produktivitas sampai dengan 22 hari/pekerja.



Sayangnya sampai dengan saat ini, gangguan kesehatan mental masih tergolong low priority issue di mayoritas negara berkembang. Hal ini menunjukkan kurangnya komitmen para pengambil kebijakan untuk serius menangani masalah kesehatan mental, meskipun data-data epidemiologis menunjukkan bahwa problem ini tak lagi bisa dianggap remeh.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang lalu memang menunjukkan adanya penurunan prevalensi gangguan mental emosional, apabila dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2007. Namun, penurunan prevalensi kejadian kesehatan mental merupakan sebuah anomali, bahkan sesungguhnya bertentangan dengan kenyataan di lapangan.

Hal ini semakin menegaskan bahwa pemerintah kekurangan data epidemiologis yang berkualitas untuk menyusun kebijakan kesehatan mental. Perangkat kebijakan yang menaungi upaya peningkatan kualitas kesehatan mental di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 mengenai Kesehatan Jiwa.
Upaya membentuk payung legislasi atas kebijakan kesehatan mental adalah usaha yang patut diapresiasi, meskipun pemerintah cenderung lambat dalam menjabarkannya dalam peraturan teknis. Selain itu, arah kebijakan kesehatan mental di Indonesia masih berkutat di area kuratif, belum memberikan porsi yang sama pada tahap preventif, promotif maupun rehabilitatif.
Upaya tersebut dipengaruhi oleh komitmen pemerintah Indonesia dalam pembangunan kesehatan di Indonesia dengan alokasi belanja kesehatan yang hanya diberi slot 5% dari APBN 2016, sedangkan anggaran untuk kesehatan mental hanya rata-rata 1% dari total anggaran kesehatan. Selain isu mengenai data epidemiologis, proses legislasi dan health budgeting, isu lainnya yang menjadi sentral dalam perbincangan mengenai kesehatan mental di Indonesia adalah problem mengenai kesenjangan perawatan (treatment gap) serta stigma dan diskriminasi yang dialami oleh orang dengan gangguan mental (ODGM).
Masalah kesehatan mental tak lagi dapat dianggap sebagai isu perifer dalam perancangan kebijakan kesehatan. Faktanya, gangguan kesehatan mental adalah ancaman global yang juga harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kebijakan kesehatan mental yang evidence-based tentunya tak mungkin dapat disusun apabila data epidemiologis yang berkualitas tidak tersedia, sehingga langkah pertama yang harus diambil oleh pemerintah adalah berupaya untuk memotret kondisi kesehatan mental masyarakat melalui riset yang komperhensif.
Dengan data yang komperhensif, perancangan program kunci dan alokasi anggaran tentunya akan dapat diatur secara proporsional. Selanjutnya komitmen politik yang progresif menjadi faktor pendorong mengatasi kesenjangan perawatan. Pemerintah harus merevitalisasi upaya dukungan kesehatan mental yang berkualitas berbasis keluarga dan komunitas, yang saat ini linier dengan sistem kesehatan nasional kita.
Akan tetapi, faktanya sejumlah orang diketahui mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya. Secara global, kesehatan mental merupakan isu sentral pembangunan kesehatan. WHO menegaskan bahwa definisi sehat merupakan definisi yang sifatnya integral; artinya tidak bukan sekedar bebas dari penyakit, namun kondisi dimana seseorang mencapai kesejahteraan paripurna secara fisik, mental dan sosial.
Agar masyarakat bisa memahami mengenai gangguan kesehatan mental. Berikut ini 10 fakta seputar kesehatan mental yang dikeluarkan Badan PBB Bidang atau World Health Organization (WHO).